
Jakarta, 07 Maret 2023 – Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) menjadi sorotan utama sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dengan potensinya sebagai penghasil gas terbesar di Tanah Air, JTB diharapkan mampu memainkan peran sentral dalam memperkuat sektor energi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Dalam visinya, JTB diharapkan akan mampu menghasilkan sekitar 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas, dengan 100 MMSCFD di antaranya menjadi kontribusi nyata dari proyek ini. Angka ini tidak hanya mencerminkan ambisi tinggi, tetapi juga menandakan komitmen penuh untuk mendukung keberlanjutan pasokan energi di Indonesia. Salah satu poin penting yang menjadikan JTB istimewa adalah bahwa proyek ini 100% didesain dan dibangun oleh anak bangsa. Melibatkan vendor dan subkontraktor dari perusahaan nasional dan lokal, JTB menciptakan peluang besar bagi pengembangan sumber daya manusia dan perusahaan dalam negeri. Rekayasa Engineering (RE), sebagai salah satu pemain utama dalam industri rekayasa di Indonesia, turut serta aktif dalam menggerakkan roda pembangunan proyek ini.
PTRE tidak hanya memberikan kontribusi melalui penyediaan tenaga ahli terbaik di bidangnya masing-masing, tetapi juga melalui anak perusahaannya, PT Recon Sarana Utama (RECON). RECON dipercaya sebagai salah satu subkontraktor oleh PT Rekayasa Industri (REKIND), menunjukkan tingginya kepercayaan dalam membangun proyek strategis ini. Proyek ini bukan hanya sekadar memproduksi gas, tetapi juga merupakan cerminan dari kolaborasi antara berbagai pihak dalam negeri. Ini adalah langkah maju menuju swasembada energi, dengan sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan secara optimal oleh anak bangsa. Dalam konteks pemulihan perekonomian nasional yang sedang berlangsung, keberhasilan Proyek JTB bukan hanya menjadi capaian sektor energi, tetapi juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap industri nasional. Pasokan gas yang meningkat akan memberikan dorongan bagi peningkatan kapasitas industri, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor strategis.

Dengan melibatkan subkontraktor lokal, proyek ini memberikan stimulus ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan bisnis lokal. Dampak positif ini memberikan dorongan besar terhadap pemulihan ekonomi nasional, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi dan pertumbuhan bisnis. Sebagai langkah cerdas dalam mendukung transformasi energi dan pemulihan ekonomi, Proyek JTB memiliki peran penting dalam membangun fondasi untuk masa depan yang berkelanjutan. Diharapkan, keberhasilan proyek ini tidak hanya menjadi kebanggaan teknis, tetapi juga menjadi pendorong utama bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian energi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Proyek Jambaran Tiung Biru bukan hanya sekadar mengejar produksi gas yang besar, tetapi juga menandakan komitmen untuk menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan dan menyeluruh untuk Indonesia.
———————————————————————————————————————
Jakarta, 07 March 2023 – The Jambaran Tiung Biru (JTB) Project is in the main spotlight as one of Indonesia’s National Strategic Projects (PSN), as mandated in Presidential Decree Number 109 of 2020 concerning the Acceleration of Implementation of National Strategic Projects. With its potential as the largest gas producer in the country, JTB is expected to be able to play a central role in strengthening the energy sector and providing a positive impact on the national economy. In its vision, JTB is expected to be able to produce around 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) of gas, with 100 MMSCFD of which being a real contribution from this project. This figure not only reflects high ambition, but also indicates full commitment to supporting the sustainability of energy supplies in Indonesia. One of the important points that makes JTB special is that this project was 100% designed and built by the nation’s children. Involving vendors and subcontractors from national and local companies, JTB creates great opportunities for the development of human resources and domestic companies. Rekayasa Engineering (RE), as one of the main players in the engineering industry in Indonesia, is actively involved in driving the development of this project.
PTRE not only contributes through providing the best experts in their respective fields, but also through its subsidiary, PT Recon Sarana Utama (RECON). RECON is trusted as one of the subcontractors by PT Rekayasa Industri (REKIND), showing the high level of trust in building this strategic project. This project is not just about producing gas, but is also a reflection of collaboration between various domestic parties. This is a step forward towards energy self-sufficiency, with Indonesia’s natural resources utilized optimally by the nation’s children. In the context of the ongoing national economic recovery, the success of the JTB Project is not only an achievement for the energy sector, but will also make a significant contribution to national industry. Increased gas supplies will provide an impetus for increasing industrial capacity, creating an environment that supports the growth of strategic sectors.
By involving local subcontractors, this project provides economic stimulus through job creation and local business growth. This positive impact provides a major boost to national economic recovery, creating a conducive environment for investment and business growth. As a smart step in supporting energy transformation and economic recovery, the JTB Project has an important role in building the foundations for a sustainable future. It is hoped that the success of this project will not only be a matter of technical pride, but will also be a major driver for Indonesia in achieving energy independence and sustainable economic growth. The Jambaran Tiung Biru project is not just about pursuing large gas production, but also signals a commitment to creating a sustainable and holistic energy future for Indonesia.